Karena saya ngga punya catatan mengenai perkembangan kehamilan setiap minggunya dan terutama saya cuma punya memori berkapasitas kecil, maka saya rekap aja ingatan-ingatan yang tersisa selama 40 minggu kehamilan. Bukan untuk diingat perjuangannya (karena saya tidak berjuang apapun) apalagi untuk membandingkan dan dibandingkan dengan cerita-cerita kehamilan yang lain. Tulisan murni agar cerita sejarah Keefe tak lekang oleh waktu #eaa. .
Saya ngga merasa berjuang apapun sih selama kehamilan sampai detik ini. Hamil adem ayem, tidak morning sickness, tidak mual, (menurut saya) tidak mood swing, artinya kalau kalian kenal saya jutek yaa selama hamilpun tetap sama, meskipun saya ngga jutek wkwkw, pokoknya tidak merasakan perubahan apapun selain perubahan fisik yang makin jelek. Hamil yang ter-alhamdulillah lah.
Selama hamil, waktu saya lebih banyak sendiri, jauh dari suami dan orangtua. Tapi sekali pun rasanya saya ngga pernah meratapi itu. Ngga pernah mikir, "duh, coba ada Dicky" atau "duh, coba ada mama". Mungkin karena uda terbiasa sendiri ditambah hamil yang ngga "neko-neko" kali ya. Saat hamil besar dikala uda mulai sering sakit pinggang pun saya woles aja sendiri di kos. Sakit kalau bisa tidur ya tidur, kalau ngga bisa biasanya saya main hp aja atau nonton drakor di viu sambil bobo cantik menikmati rasa sakitnya.
Beberapa kali mendadak harus ke obgyn sendiri (karena kalau jadwal rutin pasti sama Dicky) pun belum pernah mbatin "huhu kasiannya diriku harus sendiri ke dokter". Jadi kalau ada yang mengasihani saya karena saya hamil "sendiri", saya juga bingung apa yang harus dikasihani (?). Alhamdulillah Allah kasih kelancaran selama hamil baik dari mental maupun fisik.
Jadi itulah kenapa saya merasa saya belum berjuang apapun untuk Keefe. Saat proses melahirkan pun yang ada di benak saya cuma "Please Ya Allah, segera akhiri kesakitan ini" bukan yang "selamat kan anakku saja ya Allah". Bukan ibu yang baik yak wkwkw.
Dan kalau sekarang saya dianggap berjuang karena berusaha terus kasih Keefe ASI dengan kondisi kami yang berjauhan, saya rasa itu bukan berjuang, itu tanggung jawab, gaes.
Jadi inilah beberapa hal penting (atau ngga penting sih) yang masih saya ingat.
1. Telat Datang Bulan (iyalah)
Setelah menikah, saya sempat terlambat datang bulan lebih dari 7 hari (kalau ngga salah, nahkan lupa). Saya sudah GR aja tuh. Sering saya bilang ke Dicky, "kayanya hamil sih ini". Selalu setiap mampir Indomar3t atau 4lfamart ngelirik tespek tapi ngga jadi beli. Sampai akhirnya saya beranikan beli tespek, tidak garis dua. Tapi bulan tidak kunjung datang padahal malam sudah berganti. Saya sempat mau ke obgyn di klinik Kampus untuk memastikan ini kenapa. Tapi Dicky bilang tunggu aja dia pulang terus sama-sama ke dokter. Okedeh. Besoknya setelah telpon Dicky, saya mens gengs. Sedih sih tapi yasudah, yang penting sudah dapat kepastian.
Bulan depannya lagi-lagi saya terlambat datang bulan. Tapi saya ngga berharap hamil berkaca dari masa lalu, mungkin ini karena perubahan hormon. Apalagi saya sering merasa sakit perut kaya mau mens itu. Tapi pas ke Cirebon, random aja saya maksa Dicky ke mol cuma untuk ke Gu4rdi4n. Saya bilang saya mau cari skincare yang aman buat bumil. Tapi Dicky ngga mau ke mol cuma ke Gu4rdi4n, jadilah kami pergi ke Hyp3rm4rt aja. Saya lama tuh di depan rak skincare, baca kandungan setiap produk skincare terus seacrhing di google untuk tau kandungannya aman atau ngga untuk bumil, sambil nahan sakit perut mau mens. Meskipun setelah tau hamil, skincare-skincare yang saya beli waktu itu ngga pernah saya pakai.
Waktu berlalu, Tanggal 6 September 2017, tiga hari setelah dari Cirebon, saya dapat kepastian dengan dua garis merah menyala terang di tespek, alhamdulillah. Tanggal 9 September 2017, saya dapat kepastian secara medis bahwa kantong kehamilan sudah ada di rahim saya dengan prediksi UK 5-6 minggu.
2. Jerawat
Sehari sebelum saya tespek, muncul jerawat batu yang sakit banget di bawah hidung diatas mulut saya. Tiap mau datang bulan seringnya memang jerawatan, makanya waktu itu saya pasrah aja untuk ngga hamil. Setelah tau hamil, bukan kempes malah jerawat batu jadi semuka penuh, break out di mana-mana. Selain ngga pede, sakitnya itu loh, jerawat batu gengs.
3. Gatal dan Luka
Saya itu punya bekas luka jaitan kenangan kecelakaan saat kelas 6 SD di kaki kanan dan kiri yang masih berbekas sampai saat ini. Awalnya saya pikir karena nyamuk, kaki saya (di bekas jaitan itu) jadi gatal, karena waktu itu saya menemukan nyamuk di kamar kos. Tapi kok makin hari makin gatal. Loh kok jadi luka dan bernanah. Saya lupa sih pas UK berapa saya mulai gatal-gatal. Awalnya saya bertahan dengan garukin aja (bukan di daerah yang luka tapi di sekitarnya). Lama-lama saya ngga tahan juga, karena selain gatal, jadi panas dan sakit, dan kaki yang makin jelek. Akhirnya saya pergi ke dokter spesialis kulit di RKZ Surabaya. Katanya sih emang hormonal.
4. Gendut
Ah elah, orang hamil pasti gendut lah. Iya-iya, saya tau, tapi saya kan pengennya hamil kaya Icha Soebandono itu, yang hamil perut doang yang buncit. Batal deh, karena semua anggota badan asa ngga terima kalau cuma perut yang membesar, 25 kg. Saya dulu pernah becandaan sama Dicky, saya bilang, "ah adek (sebutan Keefe dulu) mah maennya visual. Jerawat, gatel kaki jadi luka, gendut. Hamil jadi jelek" Terus ketawa. Ngomongnya sambil ketawa becanda, bukan ngeluh yaa.
Setelah Keefe brojol ada yang bilang, "nggapapa mbak, hamil jelek, jadinya kaya Keefe". Kalau saya boleh milih sih mending saya milih saya hamil cantiklah. Tapi anak ganteng, sehat, dan bahagia lol :)
5. Jatuh dari Motor
Ini yang saya bilang saya mendadak harus ke dokter sendiri yang karena jatuh dari motor, yang motornya nimpa badan saya. Encok badan, lecet, saya sih ngga merasa ada masalah dengan perut, cuma untuk make sure ya saya cek aja deh ke dokter. Alhamdulillah Keefe ngga kenapa-kenapa. Cuma badan ibunya yang berhari-hari pegel.
Apalagi yaa. Yang saya ingat sih itu. Selain selama hamil saya merasa "wonder women" karena hamil besar pun saya masih motoran sendiri, antre breadt*lk yang waktu itu lagi promo sendiri, masih ngajar malam, kasih materi pelatihan seharian. Saya cuti di UK 38 minggu kalau ngga salah.
Intinya yaa kalau mengingat proses kehamilan saya mau kok hamil lagi sampai punya anak kaya Gempita. Tapi kalau ingat proses lahiran dan drama setelah melahirkan, itu lain cerita lol
No comments:
Post a Comment