Thursday, May 8, 2025

Kecewa yang berulang

Kemarin,7 Mei 2025, anakku berulang tahun yang ketujuh. Semakin besar usianya semakin banyak pula rasa bersalah karena hutang pengasuhanku. Bukan hanya karena sikap kasarku, bentakanku, atau khilafku karena memukulnya, tapi juga karena ketidaksanggupanku memberikan contoh. Baik sebagai seorang individu ataupun caraku berpasangan dengan bapaknya. 

Menurutku (entah menurut Bapak Keefe), kami gagal memberikan contoh baik bagaimana seseorang harus memperlakukan pasangannya. 

Rasa kecewaku atas kata kasar, bentakan bapak Keefe, tak bisa kubalas dengan asertif. Yang kulakukan seringkali justru mengulangi perbuatan yang sungguh aku benci itu. AKU BENCI DIBENTAK tapi AKU NGGA TAU HARUS GIMANA. 

Keefe membentak karena dia lihat cara bapaknya memperlakukanku dan meniru caraku memperlakukan Keefe. 

Aku selalu meminta maaf ketika kelepasan nada tinggi, tapi dia ngga pernah lihat bapaknya minta maaf padaku. Pernah suatu hari Keefe bilang, "Bapak udah bentak ibu ternyata bapak yang salah."


Aku selalu bilang i love you pada Keefe, tapi Keefe ngga pernah lihat bapaknya mengucapkan itu padaku.

Selalu kukerjakan apa yang disuruh. Bahkan tanpa diminta. Tapi kenapa ketika aku minta tolong diabaikan? Keefe yang waktu itu usianya 4 tahun protes, "Ibuk kenapa selalu ambilin minum bapak dan buatin kopinya? tapi kalau Keefe ibu bilang ambil minum sendiri?". Di usianya 7 tahun, Keefe lihat bapaknya menolak kasar ketika Ibu minta tolong ambilkan selimut di kamar yang hanya berjarak 10 langkah.


AKU KECEWA atas peran kami yang gagal sebagai rolemodel pasangan agar kelak dia baik memperlakukan pasangan dan mengerti caranya agar diperlakukan baik. Tentu saja aku SANGAT KECEWA sebagai seorang istri. 

Aku cinta karena lebih dulu (merasa) dicintai. Haruskah aku juga acuh karena (merasa) tak DIPEDULIKAN LAGI?

Lantas gimana kehidupan rumah tangga ini? Bagaimana anak kecil ini? Seperti apa kehidupan masa depannya? Aku ngga mau ini akan jadi trauma, melihat ibu bapaknya saling acuh.

Aku ngga mau jadi satu-satunya orang yang merasa kecewa sedang bapak Keefe merasa semua baik-baik saja. Meski dari awal pernikahan aku merasa rumah tangga ini penuh kepahitan. Seolah dibohongi, seperti menikah dengan orang yang lain. Lima tahun, tapi ternyata aku tak mengenal sosoknya. 

Yang sebelum menikah selalu bilang Iloveyou setelah menikah jadi jarang menghubungi. Katanya sudah tak lagi menjadi prioritasnya. 

Oke, aku yang sejak saat itu kecewa, perlahan mundur. Membalasnya dengan bukan menjadi yang pertama menelepon menanyakan kabar, sedang apa, dan pertanyaan "receh" lainnya. 

Cerita pentingku pun lebih kupilih  orang lain aja deh yang tau karena ketakutan dan rasa traumaku dianggap tak penting dan tak didengar.

Yang kuceritakan dengan antusias hanya tentang anak. 

AKU SUNGGUH KESEPIAN..

BENARKAN PERNIKAHAN BISA RETAK MESKI MASIH ADA CINTA? ATAU SEBENARNYA KAMI SUDAH TAK SALING CINTA? 

No comments:

Post a Comment